Upacara Tea Pai adalah upacara minum teh yang dilakukan oleh pengantin untuk menghormati Orang yang lebih tua, acara ini diikuti oleh keluarga besar pengantin pria maupun pengantin wanita yang dituakan. penyuguhan secangkir teh kepada orang-orang berikut merupakan sebuah simbolis rasa hormat pengantin kepada mereka yang datang.
Umumnya prosesi Tea Pai dilangsungkan pada pagi hari sebelum pemberkatan pernikahan di tempat ibadah atau gereja, karena jika dilangsungkan pada malam hari, prosesi ini akan terkesan dipaksakan atau bersifat tidak penting, atau hanya sekedar upacara seremonial belaka. Padahal, dalam prosesi Tea Pai ini tersimpan doa dan harapan orangtua agar kelakanak-anaknya bahagia!
Acara Tea Pai (Kong Cha; biasanya juga disebut morning ceremony) biasanya akan diikuti oleh keluarga kedua mempelai yang sudah menikah, seperti orang tua, paman/bibi, saudara kandung, sepupu dan keponakan (yang dituakan) atau setidaknya yang sudah menikah.
Kakak-kakak dari kedua keluarga mempelai yang belum menikah tidak diperbolehkan untuk mengikuti acara Tea Pai ini. Hal ini juga berlaku sama jika ada adik-adik dari keluarga mempelai yang sudah menikah, juga tidak diperbolehkan mengikuti prosesi Tea Pai.
Acara biasanya dimulai dari Ayah dan Ibu, ayah dan inu akan duduk di sebuah kursi yang sudah disediakan kemudian kedua mempelai memberikan hormat khas Tionghoa dengan membungkuk dan mengepalkan tangan mereka. setelah penghormatan terhadap orang tua selesai, kemudian dilanjutkan dengan kakek dan nenek, paman dan bibi, dan seterusnya.
Selanjutnya, seseorang (yang telah ditunjuk sebelumnya; pengiring pengantin) membawakan nampan yang berisi dua buah cangkir kecil berisi teh kepada mempelai wanita, jika keluarga yang sedang dilayani adalah keluarga dari pihak wanita.
Kemudian barulah mempelai pria mengambil satu persatu cangkir dari nampan tersebut dan diberikan kepada keluarga sembari menyebutkan status orang tersebut, misalnya : ayah, ibu, dan seterusnya. Sebaliknya apabila yang dilayani adalah keluarga mempelai pria, maka yang menyuguhkan cangkir tersebut adalah mempelai wanita.
Diakhir acara, kedua mempelai melakukan prosesi penghormatan lagi sama seperti di awal acara dengan membungkukkan badan, penghormatan dimulai dari ayah dan ibu lalu seterusnya.
Selain itu, pada umumnya untuk posisi duduk, nenek, ibu, tante ada di kanan; sedangkan kakek, papa, paman di kiri. Hal ini sesuai prinsip “Nan Zuo, Ni You”, ç·ć·Šć„łćł (Pria di kiri, Wanita di kanan). Hal inipun seharusnya berlaku sama pada posisi berdiri mempelai pria (berada di kiri) dan mempelai wanita (berada di kanan).
Hadiah Pernikahan diberikan saat tea pai
Mengenai hadiah/kado pernikahan, orang-orang pada zaman dahulu biasanya memberikan barang-barang atau kain mahal, arak atau anggur pernikahan, peralatan rumah tangga, alat bersih-bersih, perlengkapan tidur dan sebagainya. Lalu lama kelamaan berkembang, hingga di era sekarang rata-rata para tamu undangan biasanya hanya memberikan Angpao sebagai sebuah cara yang simple.
Menarik memang, karena tradisi memberikan Angpao pernikahan ini juga diadopsi oleh masyarakat non Tionghoa pada pesta pernikahan mereka.
đ Get in Touch!
đ PT Manja Entertainment Group
Jl. Akcaya 2 Block A No. 9A, Sintang
đ 0815-2872-8751 / 0813-5058-6008
đ§ info@manjaentertainment.com
đ www.manjaentertainment.com